Jumat, 31 Mei 2013

;)

Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan

Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam

Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi…

Engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya

Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi..mu…

Sabtu, 25 Mei 2013

:'(

Aku pulang....
Tanpa dendam....
Ku terima... kekalahanku...
Aku pulang...
Tanpa dendam...
Kusalut kan .. kemenanganmu...
Kau ajarkan aku bahagia
Kau ajarkan aku derita

:'(

Rahasia tak lagi menyembunyikan fakta....
Kala raga bertingkah dengan bangga
Dosa hanyalah banyolan yang membikin tertawa

Bisik hati kecilpun tak mampu menghentikan langkah
Kala ke..fana..an semakin memperelok suasana.
Tak ada lagi dahaga cinta.

Keabadianpun seperti samar bayangan...
Terkungkung kehalusan ilusi setan.

Detik tak akan pernah berhenti...
Semua yang terlampaui... ternyata tak memberi arti.
Sukma-sukma menjerit memekik memecahkan telinga....

Berapa lama lagi...
Sejauh apa lagi.....
Dan apakah tetap akan seperti ini...?

kapan semua ini akan berakhir.

:'(

Sepi dunia tak ada yang bersuara...
Jerit rintihan hatipun tak mampu berbunyi.
Hanya sesekali terdengar ratapan anak manusia
Dengan bahasa apa harus menangis....?

Pelangipun gundah... tak mampu memberi warna.
Desiran angin terdengar bak ocehan yang berisik
Canda-canda binatang alam terdengar seperti bertengkar.
Berserakan hati... apakah bisa dibingkai ?

Luapan hati hanya menguap dan tak mungkin tersirami.
Percikan air mata hanya semakin mengotori
Kaki yang tak mampu melangkah... mungkin saatnya merangkak
Tertatih kaki.... kapan akan berdiri tegak kembali ?

Biarlah tumpukan mendung yang menaungi....
Biarlah gumpalan senyum itu membohongi....
Biarlah....